Berhati-hatilah dengan kedua sifat ini..!!
Ceramah sayyid Ali Khamanei
Tema : Kejemuan dan Kemalasan
Dengan nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang segala puji allah tuhan semesta alam, shalawat atas baginda muhammad beserta keluarga sucinya, terkhusus baqiyyatullah di atas muka bumi ini, dan laknatnya untuk musuh musuh mereka.
Dari abdullah bin sina meriwayatkan Imam shadiq as. Berkata: berhati hatilah engkau dengan sifat ini: Al-dajr kejemuan dan Al-kasal kemalasan, ad-dajr mengandung makna arti kejenuhan, kebosanan dan kejemuan, terkadang seseorang akan merasa jenuh dengan suatu keadaan, suatu peristiwa, suasana hati, atau tanggung jawab yang sedang ia pikul. Imam berpesan waspadalah engkau dari rasa bosan dan rasa jemu ini. Inilah makna ad-dajr.
Al-kasl bermakna kemalasan seseorang menunda nunda pekerjaannya karena kemalasannya, karena malas, manusia akan dengan mudah melambatkan semua pekerjaan dan pencapain yang ingin ia miliki. Imam ja’far as mengingatkan berhati-hatilah dari dua sifat ini. Mengenai pembahasan rasa jenuh ini, saya sampaikan kepada kalian para pemuda. Bahwa nikmat terbesar yang di karuniakan tuhan kepada anak muda adalah nikmat gairah dan semangat. Saya dan semisal al-fakir yang sudah mengarungi lembah usai senja sudah mnempuh perjalanan yang cukup panjang di lembah ini sangat paham betul. Dan para pemuda sekarang tidak cukup menunjukan perhatian terhadap nikmat besar ini, nikmat gairah dan semangat, jika ada gairah, manusia dapat lebih baik mengunakan potensi dirinya. Ada asumsi seperti ini, anda ingin meneliti sesuatu atau ingin mengkaji sebuah masalah ilmiah, ada orang yang bergairah dan bersemangat atau sebaliknya, jika ia tidak bersemangat ia hanya sekedar maju selangkah kemudian meninggalkannya begitu saja. Namun sebaliknya, orang yang penuh gairah dan semangatnya yang menggebu-gebu ia akan terus maju dan maju sampai masalah keilmuannya bisa diselesaikan dengan hasil yang memuaskan, inilah yang dimaksud dengan gairah dan semangat, seseorang akan memberdayakan kekuatan pikirannya dengan baik begitu juga dengan kekuatan fisik, kadang-kadang manusia karena malas dan tak bergairah,dengan menyia-nyiakan potensi fisik yang ia milki. Masalah gairah dan semangat merupakan masalah sangat penting. ad-dajr yang disebutkan dalam hadits tersebut berartikan kejemuan, kebosanan dan kejenuhan. Semua mempunyai makna yang sama, yang sebenarnya itu semua merupakan dimensi-dimensi dari suatu keadaan yang menjelaskan setiap bagian dari keadaan tersebut. Kemalasanpun sama. Karena kemalasan, Misalnya seperti ketika subuh setelah melaksanakan shalat ia kembali tidur , padahal ia mempunyai pekerjaan penting yang harus ia lakukan, contoh lain ia duduk menganggur di samping istri dan anaknya tanpa mempunyai pekerjaan yang jelas karena kemalasannya. Ia menghadiri acara, tetapi tanpa membaur dengan yang lain. Dua sifat ini dapat menghalangi manusia dari mengerjakan amal shaleh, dimana msalah amal sangat di tekankan dalam islam, dapat anda lihat dalam alquran dimana allah memposisikan amal shaleh berdampingan dan sejajar dengan kaimanan. Yang sejajar dengan iman adalah amal shaleh, adapun amal shaleh adalah mengerjakan sesuatu aktifitas, dan pekerjaan. apabila ia di landa kejemuan dan kemalasan, maka ia tak dapat mengerjakan amal saleh tersebut. Kemudian imam meneruskan, “ jika kejenuhan mengikatmu, maka engkau tidak akan sabar menhadapi sebuah kebenaran.” Imam as memberi perhatian khusus pada poin penting ini. Sekarang kita harus menyimak pada dimensi” perkaranya. Imam as menitik beratkan prinsip penting tersebut, beliau berkata: jika engkau merasa jenuh, maka engkau tak akan sbar menhadapi sebuah kebenaran. Jalan atau perkataan yang anda pilih sebagai kebenaran, ketika semangat dan gairah mengunjungi kebenran anda telah padam, anda akan kehilangan pertahan diri dan pendirian anda, adakalanya ditengah perjalanan menuju kebenaran anda akan menemukan kesulitan dan kepayahan, meniggalkannya begitu saja. Tipikal sifat bosan ini adalah mencegah manusia untuk bertahan dan berpegang teguh pada kebenaran yang ia yakini. Ketika seseorang terjebak dalam kejenuhan dan kebosanan yang tak berujung, maka ia akan membalikan wajahnya dari kebenaran “jika kejenuhan mengikatmu, maka engkau tak akan sabar menghadapi sebuah kebenaran.” Ketika sifat malas membelenggu, maka engkau akan berat menjalankan sebuah kebenaran. Karena rasa malas, manusia tak segan meninggalkan pekerjaan atau kebenaran yang ia percayai selama ini. Dalam doa-doa disebutkan. “ ya allah aku berlindung kepadamu dari rasa malas”. Banyak doa yang berbunyi seperti doa tersebut, ada doa yang menyebutkan “dari rasa malas dan jenuh”, doa yang lain menyebutkan dari rasa malas dan keuzuraan, keuzuran yang dimaksud bukanlah keuzuran usia, tetapi keuzuran jiwa. Terkadang seseorang secara umur ia muda, tetapi jiwanya usang dan tua, dan terkadang pula sebaliknya umur boleh tua, tetapi jiwa tetap muda dan penuh semangat. Disisni, manusia meminta perlindungan kepada tuhan dari rasa malas, baik rasa malas dibarengi dengan kejenuhan atau rasa malas dibarengi dengan keuzuran. Al-amali syekh shaduk, halakman 636.
Tidak ada komentar